Laman

Pages

Artikel Tugas Bahasa Indonesia


ANALISIS TERHADAP KURANGNYA PARTISIPASI MAHASISWA FSEI IAIN PONTIANAK DALAM PEMILU DEMA FSEI 2016

Zakiyuddin Aslamsyah : 11523040


Abstrak
Adapun tujuan dari artikel ini ialah untuk memaparkan secara jelas tentang kenapa sangat minimnya pemilih dalam Pemilu DEMA FSEI tahun 2016 kemarin di Institut Agama Islam Negeri Pontianak. Sebab dari kurangnya partisipasi mahasiswa dalam pemilu kemarin sangat perlu untuk
dibahas, mengingat dari kurang lebih 1500 mahasiswa yang aktif, hanya sekitar 500 mahasiswa yang ikut memilih, hal ini tentunya sangat disayangkan. Sikap apatis yang mulai tumbuh dan mendarah daginglah yang menjadi penyebab paling utama dari minimnya mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam pemilu DEMA FSEI kemarin. Dari sikap apatis inilah banyak dimasyarakat dalam pemilu lebih memilih golput, tentunya hal ini sangat tidak baik untuk kestabilan bernegara.


A. Latar Belakang
Pemilu DEMA FSEI (Fakultas Syari’ah) IAIN Pontianak tahun 2016 yang terdiri dari Jurusan Muamalah, Ahwal al-Syakhshiyyah, Ekonomi Islam dan Perbankan Syari’ah, dengan diikuti oleh mahasiswa yang bertapisipasi dalam pemilihan DEMA FSEI sekitar 500 pemilih dari kurang lebih 1500 Mahasiswa aktif. Sangat disayangkan dari sekian banyak mahasiswa, yang hanya ikut berpartisipasi hanya sepertiga dari mahasiswa yang aktif. Alasan kenapa mahasiswa tidak ikut memilih/berpartisipasi, mungkin karena sikap apatis mahasiswa itu sendiri atau karena hal-hal tertentu. Inilah yang menjadi tujuan dari artikel ini yaitu untuk memaparkan secara jelas tentang kenapa sangat minimnya pemilih dalam Pemilu DEMA FSEI tahun 2016 kemarin.
            Dari data pemilih yang didapat kemarin, ada sekitar 500 pemilih dari kurang lebih 1500 mahasiswa aktif, yang terdiri dari mahasiswa jurusan muamalah, ahwal al-syakhshiyyah, ekonomi islam, dan perbankan syari’ah, sedikit sekali mahasiswa yang ikut berpartisipasi, hanya sepertiga dari data mahasiswa yang aktif. Apakah yang menjadi alasan mahasiswa tidak ikut berpartisipasi dalam Pemilu kemarin, mungkin karena sikap apatis yang sudah mendarah daging, atau karena hal-hal tertentu, hal ini menjadi topik yang sangat menarik untuk dibahas oleh penulis, karena hanya sepertiga mahasiswa Fakultas Syari’ah yang ikut berpartisipasi dari sekian banyak mahasiswa.
            Sudah sekian kali DEMA FSEI mengadakan Pemilu, dari tahun ke tahun semakin sedikit mahasiswa yang ikut memilih/berpartisipasi. Contohnya ditahun 2016 ini, hanya sekitar 500 mahasiswa yang memilih, dari kurang lebih 1500 mahasiswa aktif. Apakah yang menjadi penyebab serta alasan dari minimnya mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam pemilu kemarin.
            Beberapa alasan yang menjadi penyebab serta alasan dari minimnya mahasiswa yang ikut memilih adalah sikap apatis, sikap inilah salah satunya yang menjadi penyebab dari minimnya mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam pemilu. Selanjutnya akan dijelaskan lebih lanjut dalam pembahasan berikut.



B. Pembahasan
            Mahasiswa sebagai Agent of change yang nantinya akan membawa perubahan di masyarakat serta Social control yang mengontrol kehidupan dimasyarakat, mestinya ingat fungsi dan perannya tersebut. Gelaran sebagai kaum intelek juga biasa disandingkan kepada mahasiswa yang seyogiyanya memang menuntut ilmu pengetahuan di kampus. Peran dan fungsi mahasiswa inilah yang sejak dari Ospek telah ditanamkan oleh senior kepada Mahasiswa yang baru menduduki bangku kuliah. Sudah semestinya setiap mahasiswa mampu menerapkan dan menjalankan peran dan fungsi tersebut, demi terwujudnya kestabilan kehidupan di dalam masyarakat.
            Peran dan fungsi mahasiswa ini, perlu didukung juga oleh proses keseharian mahasiswa itu di dalam kampus. Proses didalam kampuslah yang menjadi tolak ukur/penentu, bagaimana nantinya mahasiswa itu keluar/terjun kemasyarakat. Seandainya mahasiswa itu kesehariannya dikampus aktif, maka dimasyarakat dia juga aktif, tetapi jika seandainya mahasiswa itu acuh tak acuh maka dimasyarakat juga demikian. Proses inilah yang menjadi penentu dari baik/buruknya mahasiswa itu didalam masyarakat nantinya.
            Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dikampus, mestinya mahasiswa ikut andil didalamnya, baik yang diselenggarakan oleh lembaga maupun oleh Keluarga Besar Mahasiswa (KBM). Dengan berpartisipasinya mahasiswa itu didalam kegiatan kampus, maka jelaslah bahwa mahasiswa itu dikategorikan sebagai mahasiswa aktif, yang nantinya dimasyarakat mahasiswa ini juga akan menjalankan fungsi dan perannya tadi sebagai kaum intelek, seperti yang telah tertera dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
            Beberapa kegiatan yang diselenggaran oleh KBM, yang salah satunya adalah Pemilu DEMA FSEI IAIN Pontianak, Ketua KPU saudara Darsosno mengatakan “Pemilu yang baru dilaksanakan kemarin, menunjukkan tingkat kepedulian mahasiswa terhadap kegiatan-kegiatan yang berlangsung dikampus. Dengan jumlah mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam, yang terdiri dari mahasiswa jurusan Muamalah, Ahwal al-Syakhshiyyah, Ekonomi Islam, dan Perbankan Syari’ah kurang lebih ada 1500 mahasiswa yang aktif, dengan jumlah mahasiswa yang ikut memilih ada sekitar 500 suara, dengan suara yang sah ada sekitar 450 dan suara tidak sah ada sekitar 50an.” Dari data tersebut, hanya sepertiga mahasiswa FSEI yang ikut berpartisipasi dalam Pemilu DEMA FSEI tahun 2016. Sangat disayangkan, banyaknya mahasiswa yang tidak ikut memilih pada pemilu kali ini.
            Dari hasil suara yang didapat, calon DEMA FSEI yang mendapat perolehan suara terbanyak ialah saudara Burhanuddin, mengalahkan saudara Achmad dan saudara Abdul Ghofur. Tetapi dari 3 calon tersebut, yang dikatakan oleh PRESMA IAIN saudara M. Holil “dari beberapa pemilu yang diadakan di IAIN Pontianak yang pernah saya ikuti, baru kali ini ada 3 orang yang mencalonkan diri untuk menjadi Ketua Umum DEMA FSEI, biasanya hanya 2 calon, bahkan tidak jarang Aklamasi” sangat disayangkan yang ikut berpartisipasi hanya sepertiga dari jumlah mahasiswa yang aktif. Inilah yang menentukan peran dan fungsi mahasiswa dimasyarakat nantinya, kalau sekarang saja tidak ikut andil, maka kedepannya mahasiswa itu akan menjadi apatis.
            Menurut Ketua Umum SEMA IAIN saudara Sohdi “yang menjadi penyebab mahasiswa tidak ikut berpartisipasi dalam pemilu pada hari senin, 18 november 2016 kemarin ialah sebagai berikut :  
1. Sikap apatis yang mulai tumbuh pada diri mahasiswa
2. Karena pada hari senin kemarin, banyak mahasiswa yang libur
3. Kurangnya sosialisasi dari KPU, tentang adanya Pemilu DEMA FSEI
4. Kurang gencarnya Tim Sukses melakukan kampanye ke kelas-kelas.”
Tetapi yang menjadi penyebab paling utama adalah sikap apatis yang mungkin sudah mendarah daging didalam diri kebanyakan mahasiswa. Mengutipdarilaman http://novithen.wordpress.com/pemilih-apatis-dan-pragmatis/ (22:13/19/01/2016) Salah satu alasan yang menyebabkan sikap apatis pada masyarakat umumnya adalah dengan adanya anggapan pada individu dan masyarakat bahwa partisipasi politik adalah hal sia-sia karena tidak pernah efektif.” Mahasiswa yang sudah menunjukan sikap apatisnya sejak sekarang, maka dimasyarakat nanti akan demikian juga halnya tetap bersikap apatis. Sikap apatislah yang menjadi penyebab banyaknya orang yang golput didalam pemilu, hal ini jelas tidak baik untuk kestabilan negara.
Apatisme merupakan hal yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan bernegara. Terlebih lagi dalam negara yang menganut sistem demokrasi. Apatisme menjadi salah satu indikator kualitas demokrasi itu sendiri. Oleh karena itu, apatisme menjadi masalah yang serius tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara kemahasiswaan kita yang notabenenya juga menganut sistem dmokrasi yang dapat dilihat dari adanya pembagian peran lembaga yang mewujudkan trias politika dan pemilihan raya.
            http://irfanwawo.blogspot.co.id/2014/02/tema-mengurangi-tingkat-apatisme-di.html(06:29/20/01/2016) ”Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian apatis menurut bahasa adalah sikap acuh tidak acuh, tidak pedulu, dan masa bodoh. Sedangkan menurut istilah apatis merupakan ketidakpedulian terhadap permasalahan-permasalahan lingkungan (Thomson dan Barton, 1994).
Ada beberapa penyebab dari apatisme mahasiswa, antara lain:
a.    Faktor ekstenal, seperti kurangnya informasi mengenai kegiatan negara kemahasiswaan sehingga menyebabkan ketidaktahuan, kurang menariknya organisasi atau lembaga kemahasiswaan, tidak merasakan kebermanfaat mengikuti acara atau kegiatan lembaga kemahasiswaan, dan sebagainya
b.    Faktor internal, seperti masalah ekonomi, kemalasan, pilihan ranah perjuangan yang berbeda.”



C. Kesimpulan
            Mahasiswa merupakan kaum intelektual yang menjadi harapan bagi bangsa, untuk mengadakan perubahan, mengontrol sosial masyarakat serta diharapkan mampu memberikan pengajaran yang baik bagi masyarakat nantinya. Peran dan fungsi mahasiswa ini, harus selalu diingat agar kelak jika kembali dimasyarakat akan menjadi insan yang berguna bagi masyarakat. Melalui proses didalamnya seperti ikut berpartisipasi didalam Pemilu DEMA FSEI sangat dianjurkan, mengingat demi kepentingan dan kemajuan Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam itu sendiri. Penyebab dari kurangnya partisipasi mahasiswa dalam pemilu DEMA FSEI kemarin karena sikap apatis yang mendarah daging, menganggap sia-sia hal tersebut. Sikap apatis ini perlu dijauhkan dari diri kita khususnya mahasiswa yang nantinya diharapkan menjadi agent of change untuk kemajuan bangsa ini kedepan.



DAFTAR PUSTAKA

Darsono, Ketua KPU, senin,(19/01/2011) sekitar jam 1
M. Holil, Presma IAIN, senin,(19/01/2011) sekitar jam 3
Sohdi, Ketua Umum SEMA IAIN, senin,(19/01/2011) sekitar jam 3
http://novithen.wordpress.com/pemilih-apatis-pragmatis/(22:13/19/01/2016)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar