Laman

Pages

Makalah Marketing Communication Tools II


KOMUNIKASI PEMASARAN PERBANKAN SYARIAH
MARKETING COMMUNICATION TOOLS 2
Dosen pengampu : Dr. Sri Syabanita Elida, M.M / Handes, M.I KOM


Disusun oleh:
Nur Patmah     11523008

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK (IAIN)
FAKULTAS SYARIAH EKONOMI ISLAM
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
2018/2019



KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,
Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun sanggup menyelesaikan makalah ini dengan usaha yang maksimal. Tanpa pertolongan-Nya, penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini.
Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, penyandang gelar al-Amin dan teladan yang mulia untuk seluruh umat manusia. Penyusun berharap semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan syafa’at beliau dihari akhir kelak.
 Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Komunikasi Pemasaran Perbankan Syariah  yang telah membimbing penyusun dalam  menyelesaikan makalah  ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Komunikasi Pemasaran  Perbankan Syariah. Makalah ini disusun dengan judul “Marketing Communication Tools 2”.
Dengan selesainya makalah ini dibuat, penyusun sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penyusun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Penyusun

Pontianak, 20 Mei 2017

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
                c. Pengaruh Advertising / Periklanan ? …………………………………....7
            d.Strategi Advertising / Periklanan ? ……………………………………...8
     B. Apa yang dimaksud dengan  Public Relation ( PR ) ?...................................10
            a.Pengertian PR ?........................................................................................10
            b. Tujuan PR ?.............................................................................................11
            c.Proses PR ?...............................................................................................12
            d. Tugas dan Kegiatan PR ?........................................................................13
BAB III……………………………………………………………………….......14
A. Kesimpulan ………………………………………………………………….15
B. Saran …………………………………………………………………………15
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..16
ii



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam era globalisasi perkembangan pesat terjadi pada hampir semua sektor dan berbagai perubahan sering mewarnai bahkan ada pepatah yang mengatakan sesuatu yang pasti di dunia ini adalah perubahan. Kemajuan pada berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, telekomunikasi, teknologi informasi, jaringan transportasi dan sektor-sektor kehidupan lainnya, mengakibatkan arus informasi semakin mudah dan lancar mengalir kepada setiap individu dan kelompok yang membutuhkannya. Seorang individu dan kelompok secara bebas berhak memperoleh informasi bermanfaat untuk menunjang aktivitas usahanya, serta bersaing secara ketat untuk meningkatkan nilai perusahaan atau organisasinya.

Komunikasi pemasaran (marketing communication) dalam implementasi program strategi pemasaran merupakan tahapan proses atau langkah-langkah yang tidak dapat dipandang remeh, hal ini disebabpkan sebagus apapun rencana strategi pemasaran yang dirancang sesuai dengan kondisi dan posisi persaingan industrinya suatu produk, maka bila proses komunikasi pemasaran tidak dijalankan secara efektif dan efisien pasar sasaran (target market) tidak tahu bahwa produk yang dinginkan dan diminta konsumen beredar di pasar. Menurut Philip Kotler & Kevin Lane Keller (2009), komunikasi pemasaran adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung, tentang produk dan merek yang dijual. Intinya komunikasi pemasaran mempresentasikan suara perusahaan dan mereknya serta merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen. Kotler & Kevin (2009), menegaskan bahwa komunikasi pemasaran juga banyak melaksanakan fungsi bagikonsumen.

1
Komunikasi pemasaran dapat memberitahu atau memperlihatkan kepada konsumen tentang bagaimana dan mengapa produk itu digunakan, oleh orang macam apa, serta dimana dan kapan. Konsumen dapat mempelajari tentang produk apa, siapa yang memproduksi, mereknya apa, cocok dikonsumsi oleh siapa, apa keunggulan nya, dapat diperoleh di mana, dan bagaimana caranya memperoleh produk itu. Dengan demikian koumilasi pemasaran memiliki peren yang sangat penting bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan produk yang dipasarkan kepada pasar sasaran secara lebih luas, bahkan dapat berkontribusi terhadap ekuitas merek dengan menanamkan merek dalam ingatan dan menciptakan citra (image) merek, serta mendorong penjualan, dan memperluas pasar. Kontribusi komunikasi pemasaran dalam membentuk ekuitas merek melalui bauran komunikasi komunikasi (marketing communication mix) dan kerangka dasar komunikasi umum (iklan, promosi penjaualan,acara dan pengelaman, hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung & pemasaran intekaktif, dari mulut ke mulut, dan penjualan personal) akan memben tuk pemahaman konsumen terhadap : Kesadaran merek; citra merek; respon merek; dan hubungan merek.

Komunikasi pemasaran merupakan unsur penting penentu kesuksesan pemasaran. Komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya. Menurut Kotler, komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual (Kotler, 2009: 172). Komunikasi pemasaran ialah semua elemen dalam pemasaran yang memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen dan stakeholder sebuah perusahaan.



2
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan  Advertising / Periklanan ?
a.       Pengertian Advertising / Periklanan ?
b.      Tujuan Advertising / Periklanan ?
c.       Pengaruh Advertising / Periklanan ?
d.      Strategi Advertising / Periklanan ?
2.      Apa yang dimaksud dengan  Public Relation ( PR )?
a.       Pengertian PR ?
b.      Tujuan PR ?
c.       Proses PR ?
d.      Tugas dan Kegiatan PR ?
C.     TUJUAN
1.      Untuk Mengetahui Apa yand dimaksud dengan Advertising .
a.       Untuk mengetahui Pengertian Advertising / Periklanan.
b.      Untuk mengetahui Tujuan Advertising / Periklanan.
c.       Untuk mengetahui Pengaruh Advertising / Periklanan.
d.      Untuk mengetahui Strategi Advertising / Periklanan.
2.      Untuk Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Public Relations ( PR ).
a.       Untuk Mengetahui Pengertian PR.
b.      Untuk Mengetahui Tujuan PR.
c.       Untuk Mengetahui Proses PR.
d.      Untuk Mengetahui Tugas dan Kegiatan PR.





3
BAB II
PEMBAHASAN

1.       Advertising
a.       Pengertian
Komunikasi pemasaran merupakan proses manajemen dimana sebuah organisasi dapat berkomunikasi dengan khalayakanya. Dengan tujuan untuk semakin mengenali karakteristik dari setiap khalayaknya agar sebuah organisasi atau perusahaan dapat menentukan target dan posisi bagi perusahaan mereka. Sehingga untuk mencapai hal tersebut sebuah organisasi perlu merencanakan, mengemas dan menyajikan serta mengevaluasi serangkaian pesan yang ditujukan.
Marketing Communication tools atau alat komunikasi pemasaran ialah mengkoordinasikan berbagai elemen promosi dan kegiatan pemasaran lainnya, pada bagian ini kita akan membahas soft sell promotion seperti periklanan (advertising), dan Public Relations. Alat komunikasi pemasaran merupakan media yang dapat ditempuh perusahaan untuk mewujudkan komunikasi pemasaran efektif untuk berbagai tujuan, seperti membangun dan meningkatkan brand image dan brand awareness. Tidak semua jenis produk/jasa selalu efektif dengan pendekatan soft selling, ada sebagian kategori yang memang lebih efektif menggunakan pendekatan langsung (hard selling), karena itu mulailah dari sudut pandang diri sendiri sebagai konsumen, apakah lebih menyukai produk/jasa tersebut ditawarkan secara langsung atau tidak.
Periklanan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya. Periklanan (Advertising) adalah bentuk komunikasi melalui iklan, secara sederhana iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Menurut Kasali (2007: 9) dimana sifatnya iklan menginformasikan mengenai produk dan persuasif. Informasi ditentukan dan dibuat oleh pengiklan dengan bantuan advertising agency. Iklan dipasang di media-media sesuai tujuan dan strategi dengan melakukan pembelian ruang iklan di media-media.
4
Karakteristik dari iklan sendiri adalah bersifat non-personal, komunikasi satu arah, ada sponsor (khalayak yang peduli), dan bertujuan untuk mengubah sikap dan perilaku. Biasanya advertising dipakai ketika perusahaan suatu perusahaan ingin mengubah customer dari unaware menjadi aware terhadap suatu brand. Adapun pengertian advertising secara komperehensif adalah semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang atau jasa secara nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu (Kotler & Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007: 244). Secara umum iklan itu berwujud penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk, merk, perusahaan, atau toko yang dijalankan denga kompensasi tertentu. 
Menurut Chamidah, (2007) agar periklanan dapat mencapai respons audiens seperti yang diinginkannya, periklanan harus dilakukan dengan kreatif. Periklanan yang kreatif dapat diwujudkan dengan melalui proses kreatifitas periklanan. Untuk menjadikan ide yang tepat effektif, dan kreatif, ide harus relevan dengan audiens target. Dalam melakukan kreativitas periklanan pengiklan juga harus memperhatikan struktur iklan dan penting untuk menentukan tujuan (respons) periklanan dengan berpatokan pada model-model kumunikasi yang menjelaskan dampak kumunikasi terhadap respons seseorang.
Jadi peiklanan merupakan sebuah alat komunikasi yang dimana pelaku akan menyampaikan isi dari produk atau jasanya, dengan sekreatif mungkin agar mampu memikat dan diingat oleh para audiensnya.
b.      Menentukan Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan adalah menentukan apa yang perusahaan harapkan dari pelaksanaan periklanan. Tujuan-tujuan periklanan hendaknya dinyatakan secara jelas. Tepat dan dalam lingkup-lingkup yang terukur. Ketepatan dan daya ukur memungkinkan para pengiklan mengevaluasi kesuksesan periklanan pada akhir kampanye periklanan, menilai apakah tujuan-tujuannya telah dipenuhi. Tujuan-tujuan periklanan dapat berorientasi penjualan atau berorientasi komunikasi. Jadi dalam merumuskan sebuh tujuan periklanan tidaklah dilakukan secara sembarangan. Tujuan periklanan harus didasarkan pada keputusan mengenai target pasar, positioning, dan bauran pemasaran. Menetapkan sasaran periklanan dapat dikatakan sebagai langkah awal dalam memilih dan
5

mengembangkan saluran periklanan, dan selanjutnya menentukan strategi positioning dan periklanan dapat memantapkan bauran komunikasi pemasaran. Secara umum kita mengenal iklan sebagai sebuah promosi perusahaan atas produk- produknya kepada khalayak ramai (masyarakat) melalui kanal-kanal tertentu seperti televisi, internet, radio, dan lain sebagainya. Melihat hal tersebut terdapat berbagai macam tujuan dari sebuah iklan yang tayang diberbagai media.
Tujuan (sasaran) iklan merupakan suatu tugas komunikasi tertentu dan tingkat pencapaiannya harus diperoleh pada audiens tertentu dalam kurun waktu tertentu. Kotler dan Keller membagi tujuan iklan dapat digolongkan menurut apakah sasarannya untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan atau memperkuat.
1.      Iklan Informatif Dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan untuk produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada. Diadakan secara besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk, tujuannya adalah untuk membentuk permintaan pertama.
2.      Iklan Persuasif Dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian suatu produk atau jasa. Penting untuk dilakukan dalam tahap persaingan, tujuannya adalah membentuk permintaan selektif atas suatu merek tertentu.
3.      Iklan Pengingat Dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali untuk produk yang sudah mapan, tujuannya adalah untuk mengingatkan kembali konsumen terhadap produk yang sudah dikenal dan meyakinkan konsumen bahwa mereka telah melakukan pembelian yang tepat terhadap produk tersebut.
4.      Iklan Penguatan Dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat.
Apapun jenis dari periklanan maka tujuan akhirnya adalah sama yaitu untuk membantu penjualan suatu barang atau jasa dengan jalan si pengusaha atau si pemasang iklan menyampaikan pesan pesan dan mengadakan suatu komunikasi dengan para konsumen melalui iklan. Adapun tujuan periklanan secara langsung adalah mengadakan atau memperluas pasaran barang atau jasa. Bantuk tujuan langsung dari periklanan terjadi;
6
1) Menarik perhatian untuk barang atau jasa yang dijual (Capture attention).
2) Mempertahankan perhatian yang telah ada (hold attention)
3) Memakai atau menggunakan perhatian yang telah ada untuk menggerakan calon konsumen untuk bertindak (make useful lasting impressions).
Tercapainya tujuan periklanan sangat tergantung pada sikap dari masyarakat terhadap barang atau jasa yang diiklankan tersebut dan harus juga diingat bukan barang atau jasa saja yang bisa membentuk sikap masyarakat tetapi bagaimana suatu ide tentang suatu barang atau jasa dapat dinilai oleh masyarakat itu sendiri.

c.       Pengaruh Periklanan
Pada dasarnya periklanan adalah bagian dari kehidupan industri modern, dan hanya bisa ditemukan di negara-negara maju atau negara-negara yang tengah mengalami perkembangan ekonomi yang pesat. Kehidupan dunia modern kita saat ini sangat tergantung pada iklan. Tanpa iklan para produsen dan distributor tidak akan dapat menjual barangnya, sedangkan di sisi lain para pembeli tidak akan memiliki informasi yang memadai mengenai produk-produk barang dan jasa yang tersedia di pasar. Jika itu terjadi maka dunia industri dan perekonomian modern pasti akan lumpuh. Jika sebuah perusahaan ingin mempertahankan tingkat keuntungannya, maka ia harus melangsungkan kegiatan-kegiatan periklanan secara memadai dan terus-menerus. Produksi massal menuntut adanya suatu tingkat konsumsi yang juga bersifat massal dan prosesnya mau tidak mau harus melibatkan berbagai kegiatan periklanan melalui media massa yang diarahkan ke pasar-pasar yang juga bersifat massal.
Hampir semua jenis media bisa dan telah dimanfaatkan sebagai media periklanan mulai dari angkasa, tiket-tiket bis, kotak korek api, tong-tong sampah di pinggir jalan, taksi-taksi, karcis parkir, tas belanja, sampai dengan bolpen. Diperlukan kecermatan yang tinggi dalam menilai bobot potensi periklanan dari suatu media. Dalam menghadapi situasi persaingan yang ketat, maka pelaku usaha harus berusaha untuk menguasai pasar yang ada. Oleh sebab itu, maka diperlukan periklanan untuk meningkatkan penjualan dari produk yang ada supaya lebih dikenal dan digemari oleh konsumen dan iklan digunakan sebagai alat untuk menghasilkan keuntungan.
7

d.      Strategi Periklanan
Strategi merupakan dasar membangun merek, strategi menjaga agar periklanan dan elemen pemasaran berada dalam jalur yang tepat serta membangun kepribadian merek dengan jelas dan konsisten. Strategi mewakili jiwa sebuah merek dan menjadi elemen penting untuk keberhasilan (Roman, Maas & Nisenholtz, 2005). Periklanan (advertising) merupakan salah satu bentuk/model komunikasi pemasaran yang paling popular dan paling banyak dipergunakan oleh berbagai perusahaan, karena periklanan memiliki banyak pilihan media (elektronik dan non elektronik), banyak variasi dan banyak sasaran. Vakratsas (1999) menyatakan “that advertising effects should be studied in a space, with affect, cognition, and experience as the three dimensions. Advertising positioning in this space should be determined by context, which reflects advertising’s goal diversity, product category, competition, other aspect of mix, stage of product life cycle, and target market”. Jadi peranan periklanan pada pembentukan sikap dan pengalaman konsumen. Berpengaruh pada siklus kehidupan produk dan membidik target pasar yang dikehendaki.
Tujuan dari strategi adalah usaha untuk menciptakan iklan yang efektif, oleh karena itu selain rumusan pertanyaan 5W + 1H maka pengetahuan yang cukup tentang produk, persaingan pasar atau kompetitor dan analisis mendalam tentang konsumen merupakan kunci pokok yang harus diketahui oleh pemasar sebelum merumuskan sebuah strategi. Tujuan dari strategi adalah usaha untuk menciptakan iklan yang efektif, oleh karena itu selain rumusan pertanyaan 5W + 1H maka pengetahuan yang cukup tentang produk, persaingan pasar atau kompetitor dan analisis mendalam tentang konsumen merupakan kunci pokok yang harus diketahui oleh pemasar sebelum merumuskan sebuah strategi (Batey, 2003) (Batey, 2003 dikutip dari Zaki, 2009).
e.       Penetapan Strategi Pesan 
Dalam Teori Ilmu Komunikasi, kepenerimaan komunikan akan pesan yang disampaikan oleh komunikator menjadi dasar penilaian akan keberhasilan suatu

8
proses komunikasi (Effendi, 1981) Jadi penetapan strategi pesan periklanan merupakan suatu keputusan strategis yang mampu menjamin sukses atau gagalnya suatu iklan. Hal pertama yang harus dilihat dalam iklan adalah keuntungan kunci konsumen atau ide inti sebagai jantung strategi pesan iklan. Kampanye iklan yang efektif sangat berperan besar dalam pencapaian pangsa pikiran (mind share) dan pangsa pasar (market share). Kampanye iklan yang efektif merupakan kampanye periklanan yang didasarkan pada satu tema besar saja. Tema besar ini dikenal sebagai what to say-nya sebuah iklan atau inti dari pesan yang ingin dikomunikasikan kepada audiens.
Ada banyak strategi pendekatan dalam menganalisis sebuah produk untuk menemukan pesan apa (what to say) yang ingin disampaikan kepada konsumen. Pemilihan strategi yang terbaik adalah tergantung dari produk, kompetitor dan target market. Dalam prakteknya, beberapa aliran besar teori strategi kreatif yang sering digunakan untuk menentukan pesan atau tema utama yang diangkat dalam sebuah kampanye, yaitu:
1)      Produk benefit/feature oriented
Kreatifitas pesan iklan berfokus pada penonjolan keistimewaan khusus produk (Widyatama, 2005) keistimewaan tersebut tidak dimiliki oleh kompetitor lain dan merupakan sesuatu yang dicari-cari, menjadi ciri khas dan dijadikan alasan bagi konsumen untuk mengguanakan produk tersebut. Dalam perkembangannya strategi ini kemudian memiliki kelemahan dan mulai ditinggalkan, kemajuan teknologi membuat perusahaan dapat membuat produk yang sama yang juga memiliki keunikan dan keistimewaan yang sama dengan kualitas sama. Oleh karena itu semakin sulit bagi konsumen untuk menemukan USP (Ries & Jack Trout, 2002) (untuk pengembangannya lihat rincian pesan pada bab sebelumnya).
2)      Brand image oriented
Merek atau produk diproyeksikan atau dikaitkan pada suatu citra dan kepribadian tertentu melalui kampanye periklanan, pencitraan ini berorientasi pada simbol kehidupan (Widyatama, 2005).
3)      Positioning Oriented
Positioning adalah sesuatu yang dilakukan terhadap pikiran, yakni menempatkan produk pada tangga-tangga atau kotak pikiran calon konsumen (Al Ries & Jack Trout, 2002). Konsep utama dalam strategi periklanan ini adalah berorientasi pada kompetitor, khususnya
9
yang merupakan market leader.
f.        Efektivitas Periklanan
efektivitas dapat diukur dalam lingkup pencapaian kepedulian, penyampaian pokok pikiran, keterpengaruhan sikap, penciptaan tanggapan emosional, serta kecenderungan pilihan pembelian. Namun menurut Schults &Tannenbaum dalam Shimp (2000), efektivitas iklan dapat dilihat dari pengenalan merek (brand recognition), iklan diingat, serta pesan iklan dipahami. Semakin tinggi tingkat merek dikenal, iklan diingat dan pesan iklan dipahami, maka iklan tersebut semakin efektif dalam menyampaikan tujuannya (Lukitaningsih, 2013: 122-124).

4)      Public Relations
a.       Pengertian
Public Relations atau humas menurut Frank Jefkins (2002:9) adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Sedangkan McNamara (2002: 1) membuat definisi yang menunjuk pada tujuan aktivitas public relations. Namara mendefinisikan public relations sebagai “aktivitas berkelanjutan untuk menjamin perusahaan memiliki citra yang kuat di mata publik”.
Beberapa definisi tersebut di atas menunjukkan pula bahwa public relations adalah fungsi manajemen. Untuk bisa memahami public relations sebagai fungsi manajemen, tentu saja mesti dipahami dulu makna manajemen itu sendiri. Manajemen adakalanya diartikan sebagai sekumpulan orang, dan adakalanya pula diartikan diartikan sebagai fungsi. Public relations sebagai fungsi manajemen pun bisa memiliki makna yang berbeda. Pertama, public relations sebagai fungsi manajemen dapat diartikan sebagai peran yang dimainkan oleh mereka yang mengambil keputusan secara kolektif, yakni manajemen, dan kedua, public relations dapat diartikan juga sebagai peran yang dijalankan untuk memberi manfaat pada orang-orang yang berada dalam manajemen melalui orang-orang diluar manajemen yang dilayaninya.

10
b.      Tujuan Public Relations
Sesuai dengan tujuan utamanya, PR dituntut untuk mengembangkan atau membangun hubungan yang baik, tidak hanya dengan pihak pers, tetapi juga dengan berbagai pihak luar atau kalangan yang terkait (external relations). Dengan pengertian bahwa PR adalah fungsi manajemen, ini berarti PR adalah fungsi melekat dan tidak lepas dari manejemen suatu organisasi. Tujuannya adalah membentuk good will, toleransi (tolerance), saling kerjasama (mutual symbiosis), saling mempercayai (mutual confidence), saling pengertian (mutual understanding), dan saling menghargai (mutual appreciation), serta memperoleh opini publik yang favorable,  baik hubungan ke dalam (internal relations) maupun hubungan ke luar (external relations). (Ruslan, 1999: 31).
Tujuan lain dari kegiatan PR adalah memenangkan citra positif perusahaan. Citra publik tentang suatu organisasi dipengaruhui oleh seberapa besar pemahamannya terhadap organisasi tersebut. Pemahaman yang berasal dari informasi yang tidak lengkap akan menghasilkan citra yang tidak sempurna pula. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut diperlukan satu bagian dari manajemen yang melakukan kegiatan komunikasi secara terencana bagi kepentingan organisasi dan publiknya. Tony Greener menyatakan bahwa PR adalah “presentasi positif suatu organisasi kepada keseluruhan publiknya (Greener, 1995: 4)”. PR merupakan suatu cara bagaimana menampilkan diri sendiri dan ditampilkan dalam rangka mempengaruhi cara bagaimana orang berpikir tentang perusahaan. Karenanya keberadaan PR diperuntukkan:
1)      Menciptakan reputasi bagi perusahaan dan organisasi.
2)      Menciptakan reputasi para individu sebagai ahli di bidang yang dipilihnya.
3)      Meningkatkan kesadaran terhadap produk dan layanan dan pada organisasi yang mengadakan mereka.
4)      Mempertinggi Nama baik dari suatu kedudukan masyarakat atau Nama baik perusahaan.
5)      Menyelenggarakan kampanye untuk mencapai tujuan tertentu.
Dengan kata lain PR bertujuan untuk membuat publik sasaran berpikir lebih tinggi tentang organisasi atau perusahaan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara
11
menunjukkan hal-hal yang positif tentang apa yang telah dilaksanakan dan direncanakan.
c.       Proses Public Relations
Lesly (1991: 11-12) menjelaskan tahapan-tahapan dalam proses yang sifatnya siklis dan berkesinambungan tersebut sebagai berikut:
1) Analisis iklim umum sikap dan relasi organisasi dengan lingkungannya. Setiap organisasi pasti berfungsi dalam sebuah sistem, sehingga ada relasi saling Analisis ketergantungan antara organisasi dan keseluruhan sistem. Itu sebabnya penting untuk bisa memahami pelbagai kecenderungan di dalam sistem tersebut dan bagaimana dampak kecenderungan tersebut terhadap organisasi, dianataranya sikap publik terhadap organisasi dan tempat organisasi berada.
2) Menentukan sikap setiap kelompok terhadap organisasi. Bila sikap publik-publik organisasi sudah bisa diketahui maka organisasi bisa menentukan apakah dalam sikap tersebut terdapat kesalahpahaman atau kebijakan dalam tindakan organisasi mana yang melahirkan opini yang tidak favourable. 
3) Analisis kondisi opini. Analisis ini bisa jadi menunjukkan adanya ketidaksenangan dikalangan publik. Analisis ini bisa membantu dalam menyusun rencana perbaikan opini yang berkembang pada berbagai publik organisasi.  
4) Antisipasi masalah-masalah potensial, kebutuhan atau peluang. Analisis dan survei yang dilakukan organisasi bisa memperkirakan apa yang mungkin berkembang pada sikap publik-publik organisasi. Berdasarkan hal ini bisa disarankan atau disusun rencana tindakan yang tepat.
5) Perumusan kebijakan. Analisis juga bisa saja menunjukkan kebijakan organisasi yang mana yang perlu diubah untuk memperbaiki sikap kelompok-kelompok tersebut terhadap perusahaan.
6) Perencanaan sarana guna memperbaiki sikap satu kelompok. Dengan memahami apa yang dipikirkan publik terhadap organisasi dan klarifikasi kebijakan organisasi yang mempengaruhi opini publik, maka tersedia dasar untuk melakukan tindakan dan menyusun program kegiatan dalam mengatasi kesalahpahaman dengan mengembangkan itikad baik (goodwill).
12
7) Pelaksanaan kegiatan yang terencana. Pada tahap ini, dijalankan kegiatan dengan menggunakan sarana-sarana PR seperti publisitas, iklan, dan kegiatan karyawan.
8) Umpan balik, evaluasi, dan penyempurnaan. Kondisi terus berubah dan PR berfungsi memberi sumbangan sekaligus dipengaruhi perubahan tersebut. Karena ini penting untuk terus mengkaji publik. Tindakan ini akan membantu dalam menilai hasil dan mengembangkan serta menyempurnakan program-program PR (Iriantara, 2004: 12- 14).
d. Tugas dan Kegiatan Public Relations
Ruslan dalam bukunya Praktik dan Solusi Public Relations (1999: 13) mengatakan, pada dasarnya lingkup tugas dan fungsi PR dalam aktivitas manajemen atau organisasi perusahaan akan berhadapan dengan dua situasi yang berbeda, bahkan bertentangan. Yang pertama adalah kegiatan PR dalam situasi perusahaan “normal”. Kemudian yang kedua adalah saat berhadapan dengan masalah crucial point (krisis). Dalam situasi perusahaan normal fungsi dan tugas PR sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat maupun praktisi PR, yaitu untuk menggiring persepsi atau opini public terhadap perusahaan yang diwakilinya untuk memperoleh identitas dan citra perusahaan (corporate identity and good image) yang baik. Sebaliknya, dalam situasi dan kondisi krisis manajemen, perusahaan akan berhadapan dengan sorotan yang bernada negative dari masyarakat, ditambah lagi dengan tekanan “liputan” dari pihak pers atau wartawan yang menampilkan atau menyoroti berita-berita sensasional dari perusahaan yang bersangkutan, yang tidak lagi menampilkan “fakta” dan data yang actual serta objektif tetapi menampilkan “pendapat” secara subjektif.
Apapun aktivitasnya, praktisi memainkan peran yang penting dalam bauran pemasaran, promosi penjualan produk dan layanan sambil membantu mendapatkan lebih banyak perhatian pada kepercayaan dan kebenaran pernyataan. Peran Public Relations yang meluas menciptakan dan mengelola proyek dan perangkat komunikasi untuk kewaspadaan dan pengingatan masalah produk, program pendidikan konsumen, dan program akses konsumen yang menghubungkan mereka dengan informasi dan sumber daya di perusahaan tempat mereka membeli produk dan layanan.
13
Tetapi yang paling penting, perusahaan Nampak semakin terobsesi dengan pelanggan yang puas dengan memperbaiki kualitas produk dan layanan, lagi-lagi dengan memperbesar keterlibatan hubungan masyarakat (Scott M. Cutlip, 2000: 380-381).



14
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
 Dalam era globalisasi dan serba modern seperti ini memang harus banyak bersaing dengan yang canggih pula baik dalam hal konsep, strategi dan alat komunikasi yang kita gunakan. Dengang berbagai teknologi yang sekarang mudah diakses maka akan lebih mudah unuk para konsumen menemukan barang dan jasa yang membuatnya nyaman maka perusahaan di tuntut untuk terus berinovasi, Public Relations, Advertising atau periklanan adalah alat yang digunakan dalam kegiatan PR, termasuk diantaranya pembelian ruang/tempat dan waktu pada surat kabar, majalah, radio, televisi, dan internet untuk menyampaikan informasi produk kepada target audiences. Baik advertising maupun Public Relations sama-sama digunakan sebagai alat dalam komunikasi pemasaran. Alat komunikasi pemasaran merupakan media yang dapat ditempuh perusahaan untuk mewujudkan komunikasi pemasaran efektif untuk berbagai tujuan, seperti membangun dan meningkatkan brand image dan brand awareness. Tidak semua jenis produk/jasa selalu efektif dengan pendekatan soft selling, ada sebagian kategori yang memang lebih efektif menggunakan pendekatan langsung (hard selling), karena itu mulailah dari sudut pandang diri sendiri sebagai konsumen, apakah lebih menyukai produk/jasa tersebut ditawarkan secara langsung atau tidak.
B.     Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunnya dapat di pertanggung jawabkan. Dan dalam pembahasan di atas juga jauh dari kata sempurna namun semmoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk teman-teman semua dan dapat dikaji lebih dalam lagi.
15



DAFTAR PUSTAKA
Hanantijo, Djoko. Artikel Periklanan dan Isu-Isu Terbaru. Jurnal Mimbar Bumi Bengawan STIA ASMI Solo. Vol. 4 No. 10. 2011.
Kasali, Rhenald. Membidik Pasar Indonesia Segmentasi, Targeting, & Positioning. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2007.
Kotler, Philip. & Keller, Kevin Lane. Alih Bahasa Benyamin Molan. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua belas. Jilid 1. PT. Indeks. 2007.
Lee, Monle dan Carla Johnson. Prinsip-Prinsip Periklanan dalam Perspektif Global. Diterjemahkan oleh Haris Munandar dan Dudi Priatna. Kencana Prenada Media. Jakarta. 2007.
Schulz, Eric. The Marketing Game. Bagaimana Perusahaa-perusahaan Terbaik Kelas Dunia Bermain Untuk Menang. Penerbit Erlangga. 2011.
Tjiptono, Fandy. Pemasaran Jasa. Bayu Media Publishing. Malang. 2005.
DAFTAR SUMBER SITUS INTERNET
Lukitaningsih, Ambar. Iklan yang Efektif sebagai Strategi Komunikasi Pemasaran. https://media.neliti.com/ Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 13, No. 2, pages 116 -129. Oktober 2013.
Zaki, Ahmad. Strategi Iklan: Teori Pesan & Kreatifitas. https://emjaiz.wordpress.com/2009.  


16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar