Mata kuliah :
Manajemen Komunikasi dan Pemasaran
Dosen pengampu :
Dr. Handes Mi.Kom
Disusun oleh
Kelas 6A
SITI FATIMAH
(11523195)
FAKULTAS SYARIAH DAN
EKONOMI ISLAM
JURUSAN PERBANKAN
SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN)
PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK
2017/2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Panyayang, kami ucapkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen Keuangan Syariah yang
berjudul “Reksadana Syariah Di Indonesia” dengan tepat waktu. Disamping
itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terselesaikan
makalah ini.
Demikian
yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat
kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak
terdapat kekurangannya.
Pontianak, 03 Desember 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A.
Latar
Belakang ........................................................................ 1
B.
Rumusan
Masalah .................................................................. 3
C.
Tujuan ...................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 4
A.
Pengertian Pesan...................................................................... 4
B.
Strategi dalam Pengembangan Pesan.................................... 7
C.
Langkah-langkah
Strategis dalam Pengembangan Pesan.. 12
BAB III PENUTUP ............................................................................ 15
A.
Kesimpulan ............................................................................. 15
B.
Saran ....................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 16
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi
adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan bersosialisasi dengans sesama
manusia, Karena komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan adanya
komunikasi atau saling berkomunikasinya manusia yang dapat membuat kita saling memiliki hubungan satu
sama dengan yg lainnya. Pentingnya komunikasi bagi kitatidak dapat dipungkiri
karena, dalam berkomunikasi ada pesan yang akan disampaikan kepada orang lain.
dengan adanya komunikasi yang baik kita atau sebuah perusahaan bisa berjalan
dengan lancardan berhasil. Pesan merupakan inti dari tujuan komunikasi yang
kita lakukan. Itu sebabnya mengapa kita harus mengetahui cara berkomunikasi
dengan baik dan benar agar pesan yang kita sampaikan bisa diterima dengan baik
pula oleh komunikan.
Dalam berkomunikasi si komunikator
harus menyampaikan pesan dengan jelas kepada komunikan agar berjalan dengan
lancar. Dalam penyampaian pesan ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
salah satunya adalah Bahasa yang digunakan. Bahasa yang digunakan harus tepat,
karena penggunaan Bahasa yang tepat sangat mempengaruhi sebuah komunikasi.
Penggunaan Bahasa yang tepat adalah Bahasa yang tidak berbelit-belit, sederhana
tapi mudah dimengerti, sehingga maksud dan tujuan pesan yang di sampaikan mudah
dipahami oleh komunikan. komunikasi ini akan berljalan lanjar jika adanya
kerjasama antara komunikator dengan komunikan dengan baik atau penyampai pesan
dengan penerima pesan. Seperti halnya juga dengan sebuah even yang mana even
merupakan suatu bentuk peristiwa yang bertujuan melakukan promosi dan telah
diprogramkan atau dilakukan perencanaan yang sudah terperinci. Pengadaan acara
tersebut segala sesuatu memang sudah di konsep sedemikian rupa termaksuk
mengatur strategi komunikasi seperti apa yang digunakan itu tepat dan sesuai.
Dalam sebuah even komunikator akan menyampaikan pesan kepada para komunikan
yang mana seorang komunikator harus mengunakan Bahasa yang mudah di mengerti
saat menyampaikan pesan.
Strategi adalah
ialah suatu cara yang dilakukan agar ide atau gagasan yang disampaikan dapat
berjalan dengan efektif atau sesuai dengan apa yang kita harapkan. Adapun yang
dimaksud dengan strategi komunikasi yang efektif adalah pesan yang ditujukan
pada khalyak bisa di pahami. Dalam strategi penyampain pesan sensasi dan
intensitas yang dihasilkan dapat berpengaruh kuat dan memiliki daya tarik,
pengolahan strategi inilah yang akan menghasilkan respon orang yang bersikap
suka-tidak suka yang di sampaikan komunikator misalkan respon komunikan tidak
suka seorang komunikan tidak akan focus mendengarkan isi pesan yang disampaikan
komunikator karena mungkin membosankan. menurut Smith (2005: 3), ialah kegiatan
atau kampanye komunikasi yang sifatnya informasional maupun persuasif untuk
membangun pemahaman dan dukungan terhadap suatu ide, gagasan, produk maupun
jasa yang terencana yang dilakukan oleh suatu organisasi baik yang berorientasi
laba maupun nirlaba, memiliki tujuan, rencana dan berbagai alternatif
berdasarkan riset dan memiliki evaluasi. Hal ini berarti komunikasi pemasaran
merupakan perwujudan dari konsep-konsep komunikasi. Adapun pengertian dari
komunikasi pemasaran itu sendiri adalah fungsi dalam manajemen yang memusatkan
perhatian pada produk atau jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan
konsumen. Salah satu hal terpenting dalam komunikasi pemasaran adalah strategi
komunikasi. Sedangkan bentuk komunikasi pemasaran sudah terintregrasi
(Integrated marketing communication) dalam beberapa bentuk bauran komunikasi
pemasaran seperti menggunakan iklan, public relations, sales promostions,
personal selling, direct sell dan event. Untuk menarik perhatian khalayak,
pesan komunikasi pemasaran tidak hanya sekedar berbentuk persuasif. Dibutuhkan
strategi yang lebih kreatif dalam pengembangan pesan untuk menarik perhatian
agar pesan itu lebih berkesan. Dengan begitu betapa pentingnya kita mempelajari
bagaimana seharusnya penyaimpaian pesan yang baik dengan mempelajari strategi
dalam pengembangan pesan.
Dalam
mengembangkan suatu pesan diperlukan kemampuan antara ilmu dan seni. Pesan
tidak harus dikembangkan oleh para ahli yang mampu menganalisis dan mendesain
strategi pesan, tetapi harus dapat membangkitkan emosi. Jadi dalam komunikasi
pemasaran, pesan memang harus menggunakan strategi pengembangan pesan agar
menarik perhatian. Strategi pengembangan pesan dalam komunikasi pemasaran bisa
membuat komunikator memahami seluruh perencanaan program pengembangan media.
Sehingga dapat merumuskan pesan-pesannya, serta memilih media-media yang cocok
untuk dikembangkan dengan tipe khalayak yang ada dan kemampuan perusahaan.
Untuk itu sangat penting bagi kita untuk mempelajari cara berkomunikasi yang
baik agar pesan yang ingin disampaikan bisa diterima sesuai dengan yang kita
inginkan, salah satunya adalah mempelajari tentang Strategi Pengembangan Pesan
berikut ini.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian pesan, unsur pesan, bentuk pesan, dan jenis pesan?
2. Bagaimana strategi
pengembangan pesan?
3. Apa saja langkah strategi
dalam pengembangan pesan?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian pesan, unsur pesan, bentuk pesan, dan jenis pesan.
2. Untuk
mengetahui strategi pengembangan pesan.
3. Untuk
mengetahui langkah strategi dalam pengembangan pesan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pesan, Unsur Pesan, Bentuk Pesan, Jenis
Pesan
1. Pengertian Pesan
Pesan
merupakan seperangkat simbol verbal dan nonverbal yang mewakili perasaan,
nilai, gagasan atau maksud sumber. Pesan menurut Onong Effendy (1989: 224)
menyatakan bahwa pesan adalah: “suatu komponen dalam proses komunikasi berupa
paduan dari pikiran dan perasaan seseorang dengan menggunakan lambang,
bahasa/lambang-lambang lainnya disampaikan kepada orang lain”. Sedangkan Abdul
Hanafi menjelaskan bahwa pesan itu adalah “produk fiktif yang nyata di hasilkan
oleh sumber-encoder” (Siahaan, 1991: 62).
Kalau berbicara maka “pembicaraan” itulah pesan, ketika menulis maka
“tulisan” itulah yang dinamakan pesan.
Menurut
Stephen W. King, pesan adalah suatu bentuk yang disandi, yang secara tersirat
didalamnya mengandung pengaruh sosial. Penyandian pesan (encoding), penuangan
ide atau gagasan kedalam lambang-lambang yang berarti oleh sumber agar dapat
ditafsirkan (decoding) sama oleh penerima dan berikutnya agar dapat
menghasilnya efek berupa perilaku yang sesuai dengan yang diharapkan. Menurut
George A. Borden, isomorfik adalah kesamaan penafsiran pada perilaku yang sama
dalam pikiran komunikator atau komunikan.
2. Unsur Pesan
Pesan
dapat dimengerti dalam tiga unsur yaitu kode pesan, isi pesan dan wujud pesan.
a.)
Kode pesan adalah
sederetan simbol yang disusun sedemikian rupa sehingga
bermakna bagi orang lain. Contoh bahasa Indonesia adalah kode yang mencakup
unsur bunyi, suara, huruf dan kata yang disusun sedemikian rupa sehingga
mempunyai arti.
b.)
Isi pesan adalah
bahan untuk atau materi yang dipilih yang ditentukan oleh komunikator untuk
mengomunikasikan maksudnya.
c.) Wujud
pesan adalah sesuatu yang membungkus inti pesan itu sendiri, komunikator
memberi wujud nyata agar komunikan tertarik akan isi pesan didalamnya.
(Siahaan, 1991: 62).
3. Bentuk Pesan
Pesan adalah
gagasan atau ide yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan untuk
tujuan tertentu. Dalam setiap melakukan komunikasi unsur penting diantaranya
adalah pesan, karena pesan disampaikan melalui media yang tepat, bahasa yang di
mengerti, kata-kata yang sederhana dan sesuai dengan maksud, serta tujuan pesan
itu akan disampaikan dan mudah dicerna oleh komunikan. Selain hal tersebut di
atas, ada beberapa bentuk-bentuk pesan yang dapat dilihat dari segi bentuknya.
Menurut A.W. Widjaja dan M. Arisyk Wahab (1999) terdapat tiga bentuk-bentuk
pesan yaitu:
a.)
Informatif
Yaitu untuk
memberikan keterangan fakta dan data kemudian komunikan mengambil kesimpulan
dan keputusan sendiri, dalam situasi tertentu pesan informatif tentu lebih
berhasil dibandingkan persuasif.
b.) Persuasif
Yaitu
berisikan bujukan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran manusia bahwa
apa yang kita sampaikan akan memberikan sikap berubah. Tetapi berubahnya atas
kehendak sendiri. Jadi perubahan seperti ini bukan terasa dipaksakan akan
tetapi diterima dengan keterbukaan dari penerima.
c.) Koersif
Menyampaikan
pesan yang bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi bentuk yang
terkenal dari penyampaian secara inti adalah agitasi dengan penekanan yang menumbuhkan tekanan batin dan ketakutan
dikalangan publik. Koersif berbentuk perintah-perintah, instruksi untuk
penyampaian suatu target.
4. Jenis Pesan
Secara umum, jenis pesan
terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal. Pesan verbal adalah
jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami
isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya. Sedangkan, pesan
nonverbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata
secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan
gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan. Pada
pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang
timbul. Dibandingkan dengan studi komunikasi verbal, studi komunikasi nonverbal
sebenarnya masih relative baru. Bila bidang pertama mulai diajarkan pada zaman
Yunani kuno, yakni studi tentang persuasi, khususnya pidato, studi paling awal
bidang kedua mungkin baru dimulai pada tahun 1873 oleh Charles Darwin yang
menulis tentang ekspresi wajah. Sejak itu, banyak orang yang mengkaji
pentingnya komunikasi nonverbal demi keberhasilan komunikasi, bukan hanya
ahli-ahli komunikasi, tetapi juga antroplog, psikolog, dan sosiolog.
Simbol-simbol nonverbal lebih sulit ditafsirkan dari pada symbol-simbol verbal.
Tidak ada satupun kamus andal yang dapat membantu penerjemah nonverbal.
Secara sederhana, pesan
nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry A. Samovar
dan Richard E. Porter (1994), komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan
(kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh
individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan
potensial bagi pengirim atau penerima;
jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai
bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan; kita mengirim banyak pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa
pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain. Kebanyakan isyarat nonverbal
juga tidak universal, melainkan terikat oleh budaya, jadi dipelajari, bukan
bawaan. Sedikit saja isyarat nonverbal yang merupakan bawaan. Kita semua lahir
dan mengetahui bagaimana tersenyum, namun kebanyakan semua lahir dan mengetahui
bagaimana tersenyum, namun kebanyakan ahli sepakat bahwa di mana, kapan, dan
kepada siapa kita menujukkan emosi ini dipelajari, dan karenanya dipengaruhi
oleh konteks dan budaya.
B.
Strategi Pengembangan Pesan
Dalam perkembangan bisnis modern, manajemen
perencanaan pesan menjadi faktor penting untuk meyakinkan khalayak. Empat poin
pokok dalam perencanaan pesan yaitu;
1. Bagaimana
menggunakan hasil analisis khalayak/calon penerima gagasan untuk perencanaan
komunikasi.
2. Mengembangkan
gagasan dan pokok utama dari gagasan yang akan disampaikan.
3. Menyusun
sketsa pesan,
4. Mempersiapkan
umpan balik kegiatan komunikasi.
Komunikasi
dalam kehidupan manusia terasa sangat penting, karena dengan komunikasi dapat
menjembatani segala bentuk ide yang akan disampaikan kepada seseorang. Dalam
setiap melakukan komunikasi unsur penting diantaranya adalah pesan, karena
pesan disampaikan melalui media yang tepat, bahasa yang dimengerti, kata-kata
yang sederhana dan sesuai dengan maksud, serta tujuan pesan itu akan
disampaikan dan mudah dicerna oleh komunikan. Pesan adalah inti utama
komunikasi. Tanpa pesan, tidak terjadi adanya komunikasi. Karena pesan termasuk
salah satu unsure penting dalam komunikasi.
Syarat
gagasan utama yang dibuat untuk perencanaan komunikasi harus ringkas, langsung
pada pokok persoalan, dan memperlihatkan hasil yang akan diperoleh bila
kegiatan dilakukan. Selanjutnya pokok utama
merupakan tulang punggung pesan yang merencanakan garis besar subdivisi utama.
Syarat pokok dari sebuah pesan, harus menyokong, menggambarkan, atau
mendeskripsikan gagasan utama dengan bahasa yang ringkas dan jelas agar
khalayak mampu mencerna isi pesan yang disajikan. Mengembangkan suatu pesan
memang harus menarik perhatian. Proses dan teknik pembuatan pesan-pesan tidak
dapat dibuat begitu saja dengan cepat/spontan. Pekerjaan membuat pesan agar
menarik dapat disebut sebagai “pekerjaan kreatif”.
Mendapatkan ide untuk sebuah kampanye pemasaran memang
tidak selalu mudah. Kadang ide begitu saja muncul dalam satu menit, kadang
perlu berhari-hari. Akan sangat bermanfaat bila dalam mengembangkan sebuah
konsep kreatif, Kita mengadakan brainstorming session (pertemuan sumbang saran)
dulu dengan tim kreatif Kita. Beradu argument dalam proses penciptaan suatu
gagasan kreatif sangat perlu agar gagasan itu lebih teruji, lebih baik, dan
yang penting bisa menjual. Namun jangan lupa, kita membuat iklan bukan untuk
kita sendiri melainkan untuk orang lain, yaitu khalayak sasaran produk kita.
Karena itu, konsep kreatif sedapat mungkin harus diuji oleh orang-orang di luar
penciptanya. Predikat “bagus” itu harus keluar dari mulut orang lain, bukan
dari penciptanya sendiri.
Mengutip swa.co.id. (9/2010) Janoe Arijanto, Presiden
Direktur Dentsu Strat mengatakan, ada dua macam jenis rancangan IMC; (1) metode
centralizing, yaitu menguatkan pesan secara seragam dan menyebarkannya dalam
waktu bersamaan di berbagai macam media, (2) metode cross media system, yang
menggunakan pola skenario dalam merespon purchasing behavior detail,
menyesuaikan perilaku konsumen dari pertama kali launching kampanye sampai ke
pembelian bahkan sampai share. Masing-masing titik dalam alur pembelian itu
diberlakukan secara berbeda, baik sub-messagenya maupun treatmentterhadap
terhadap medianya. Kunci keberhasilan komunikasi pemasaran adalah pada adanya
‘big idea’. Untuk mendapatkan big idea tersebut dibutuhkan riset kualitatif
maupun kuantitatif untuk menemukan consumer insight yang akan diterjemahkan ke
dalam strategi komunikasinya. Komunikasi Pemasaran bukan hanya persoalan
konsistensi, tapi juga persoalan fleksibilitas dan kecerdasan membaca setiap
titik proses. Corner stone IMC adalah fokus pada khalayak sasaran.
Untuk menentukan contact management, yaitu mengelola
‘titik-titik persentuhan’ khalayak dengan brand. Dengan cara mengidentifikasi
customer contact melalui melalui berbagai pendekatan seperti customer
experience mapping atau customer journey mapping. Berdasarkan pemahaman
persentuhan brand dengan target audience itu barulah dirancang message media
yang terintegrasi. Proses pencarian idea komunikasi ini hanya dapat dilakukan
melalui eksplorasi terhadap karakteristik khalayak sasaran baik secara kognitif
(di pikiran/benak); konatif (perilaku beli/penggunaan), hingga afektif
(preferensi).
Berdasarkan insight yang kaya terhadap berbagai aspek
karakteristik konsumen tersebut si marketer akan bisa mengolahnya menjadi
sebuah konsep/ide komunikasi yang betul-betul relevan dengan si target sasaran.
Kebijakan penggunaan media massa hanya akan digunakan
di tingkat awareness. Ketika memerlukan involvement lebih dalam, konsumen harus
diajak dan dirayu melalui cross media. Di sanalah seluruh contact point
digunakan, baik conventional maupun unconventional. Pemilihan media placement
sangat tergantung pada target audience yang dibidik, media habit, dan perilaku
sehari-harinya. Pesan komunikasi pemasaran diukur berdasarkan efektivitas per
contact point, atau seberapa besar masing-masing contact point berperan dalam
setiap alur purchasing behavior. Contact point ini, dalam dalam point of view
marketing harus mampu mendorong sampai tahap purchase intention, bukan hanya
awareness.
b.)
Strategi Pesan
Di dalam merumuskan suatu pesan tentunya dibutuhkan
strategi kreatif yang akan mendukung suatu pesan menjadi sesuai dengan tujuan
periklanan suatu produk, sebab pesan merupakan hal yang sangat penting dalam
membuat sebuah iklan. Adapun tahaptahap yan juga dilalui yaitu dengan melakukan
tahap pembetukan evaluasi, seleksi, dan pelaksanaan pesan. Pembetukan pesan
tentang suatu produk seperti yang telah dijelaskan di atas pada prinsipnya
merupakan manfaat utama yang ditawarkan merk sebagai pengembangan konsep
produk. Pesan iklan harus dapat disampaikan secara kreatif, bahkan kreatifitas
ini lebih penting daripada jumlah uang atau budget yang dikeluarkan.
Strategi kreatif adalah pilihan bentuk pesan iklan
yang dapat mencapai tujuan periklanan. Untuk mencapai tujuan komunikasi perlu
dipilih bentuk pesan yang sesuai. Pengertian strategi kreatif dapat memiliki
arti yang berbeda-beda, karena startegi kreatif dapat dinilai dari sudut
pandang siapa yang menglihatnya. Misalkan, seorang pengiklan biasanya akan
berfikir bahwa startegi keratif merupakan orientasi pemasaran yang diberikan
kepada orang-orang kreatif sebagai pedoman dalam membuat suatu iklan. Nah,
sedangkan bagi orang-orang kreatif sendiri sering dianggap sebagai hasil
terjemahan dari berbagai informasi mengenai produk, pasar, dan konsumen sasaran
kedalam sutau posisi tertentu didalam komunikasi yang kemudian dapat dipakai
untuk merumuskan tujuan iklan. Setelah strategi kreatif ditetapkan, proses
pengerjaan kreatif bisa dimulai yang mencakup pelaksanaan dan pengembangan
konsep/ide yang dapat mengemukakan strategi dasar dalam bentuk komunikasi yang
efektif termasuk pembuatan judul, perwajahan, naskah dalam bentuk file untuk
iklan-iklan media cetak, tulisan untuk iklan radio, dan storyboard untuk iklan
TV. Menurut Christopher Gilson & Berkman (1986), perumusan strategi kreatif
ada tiga tahap.
1.)
Mengumpulkan dan mempersiapkan
informasi pemasaran yang tepat, yang menyangkut, rencana pemasaran dan
komunikasi; hasil penelitian tentang konsumen sasaran; data tentang produk;
pesaingan di pasar; dan rencana dasar strategi media (kapan dan dalam media apa
yang iklan tersebut akan dimunculkan).
2.)
Orang kreatif menetapkan suatu
posisi dalam penjualan serta menentukan tujuan iklan yang akan dihasilkan
berdasarkan informasi yang diperoleh.
3.)
Presentasi didepan
perngiklan/klien untuk memperoleh persetujuan sebelum rancangan iklan yang
telah dibuat diproduksi dan dipublikasikan melalui media yang telah
ditetapkan.
Wells, dkk mengatakan, “What
the message will say and how it will say. Should the message is hard-sell or
soft-sell, informational or emotional. Should it build an image or attack a
competitive position? Setelah inti pesan (the big idea) telah ditemukan,
perlu dipikirkan bagaimana strategi kreatif akan diterapkan, agar isi pesan
tersebut dapat sampai dan diterima dengan tepat oleh sasaran, serta mampu mencapai
tujuan komunikasi yang ditetapkan. Pada dasarnya dalam strategi kreatif atau
pesan, dikembangkan dari dua focus utama yakni terfokus pada produk, atau
terfokus pada sasaran.
Apabila strategi terfokus pada
produk, biasanya pemanfaatan kelebihan-kelebihan apa yang terkandung dalam
suatu produk. Tetapi apabila focus pada sasaran, maka strategi yang ditempuh
adalah melalui hal-hal apa yang ada pada sasaran, seperti kebutuhan,
keingingan, citra yang ada dan sejenisnya. Akan tetapi dalam mendesain strategi
pesan kampanye, penyusunan pesan kampanye diperuntukkan bagi masing-masing
publik yang menjadi khalayak sasaran. Wilson & Ogden (2008: 80)
mengemukakan bahwa strategi perancangan pesan untuk sebuah kampanye terdiri
dari dua bagian, yaitu Pesan Primer, “Sound bite statements that encompass
what you are trying to motivate the public to do and include a short
self-interset appeal” dan Pesan sekunder, “Bulleted detail that include facts,
testimonials, examples and all other informations or persuasive argumens that
support a primary message”.
C.
Langkah Strategi dalam
Pengembangan Pesan
Setidaknya ada tiga langkah dasar dalam mengembangkan
strategi pesan kreatif:
1.
Menentukan tujuan komunikasi:
Jenis dampak apa yang perlu dicapai pesan.
Pada langkah pertama pengembangan
pesan biasanya diarahkan untuk menciptakan perubahan pada tataran pengetahuan
atau kognitif. Pada tahap ini pengaruh yang diharapkan adalah munculnya
kesadaran, berubahnya keyakinan atau meningkatnya pengetahuan khalayak tentang
isu tertentu. Tahapan berikutnya diarahkan pada perubahan dalam ranah sikap
atau attitude. Sasarannya adalah untuk memunculkan simpati, rasa suka,
kepedulian atau keberpihakan khalayak pada isu-isu yang menjadi tema kampanye.
Sementara pada tahap terakhir kegiatan kampanye ditujukan untuk mengubah
perilaku khalayak secara konkrit dan terukur. Tahap ini menghendaki adanya
tindakan tertentu yang dilakukan oleh sasaran kampanye.
Contoh Tujuan Komunikasi
Pemasaran: 1) Kognitif: kesadaran, mendidik, menjelaskan, pengetahuan merek; 2)
Afektif: citra atau kepribadian, sikap & keinginan merek, keinginan atau
kebutuhan, menyerang akord emosional; 3) Perilaku: meningkatkan uji coba,
pembelian, pembelian kembali.
2.
Wawasan Pelanggan: Menemukan
berlian dalam data
Wawasan pelanggan (Customer
insight): sikap dan kepercayaan yang mempengaruhi perilaku pelanggan. Wawasan
pelanggan (customer insight) adalah fondasi untuk memahami pelanggan. Tentang
apa yang memicu orang membuat keputusan dan apa yang dibalik pikiran serta
perasaan orang-orang terhadap suatu produk atau jasa.
Secara umum,
dalam skala yang lebih besar, wawasan pelanggan ini didapat dari analisis
database dan segmentasi pelanggan. Pada beberapa industri, ini bahkan diawali
dengan membuat semacam profil personal pembeli (buyer personal). Tapi langkah
dalam skala yang lebih kecil dan secara induktif bisa dilakukan. Sebagai
contoh, sebuah website perusahaan, kita dapat
mengumpulkan dan mempelajari data pelanggan dari bagian komentar, FAQ
(frequently asked questions), dan umpan balik.
Untuk contoh
offline, kita dapat mengumpulkan wawasan ini dari lembar isian saran dan
keluhan. Cara lain yang juga penting adalah percakapan yang terjadi di layanan
pelanggan (customer service) baik lewat telepon, maupun pertemuan langsung. Ketika mengumpulkan data-data wawasan
tersebut, Kita perlu memperhatikan bukan sekadar pada apa yang terang terang
dan rinci, tapi terutama pada apa yang tidak tampak jelas, seperti
ketertarikan, motif, dan hasrat seseorang.
Tujuan dari
semua upaya menelusuri wawasan pelanggan ini adalah untuk membuat informasi,
pesan, cerita, atau konten yang bisa ditemukan, dikonsumsi, menimbulkan
keterlibatan, dan akhirnya membuat orang melakukan pembelian. Misalnya rokok
Marlboro. Wawasan bahwa pria muda dan setengah baya berkhayal tentang kebebasan
& macho kemerdekaan koboi. Ini memungkinkan pria untuk melarikan diri ke
dalam fantasi ini (La Angka, 11/2014).
3. Memilih
Strategi Menjual
a.) Manfaat:
bagaimana produk memuaskan kebutuhan, keinginan dan keinginan pelanggan; Janji:
hal baik apa yang akan terjadi jika seseorang membeli produk ini; Alasan
mengapa: pembuktian, dukungan atau bukti yang menjelaskan mengapa suatu produk
akan memberikan manfaat yang dijanjikan.
b.) Fitur:
atribut yang memberi suatu produk perbedaan yang khas
c.) Nilai-harga:
menawarkan produk dengan kualitas terbaik yang bisa Anda beli dengan harga itu.
Mungkin ada produk berkualitas lebih baik tapi harganya lebih mahal. Harga
tetap, nilainya tidak. Nilai adalah persepsi tentang sesuatu yang berharga dari
segi kualitas dan harga.
d.) Proposisi
penjualan unik (USP): strategi penjualan berdasarkan perbedaan produk yang
paling berbeda dari produk kompetitif; Memberikan alasan atau bukti di mana
klaim, keuntungan atau proposisi berada
e.) Generik
(kekhasan): menekankan fitur dasar atau keuntungan dari produk.
f.) Pre-emptive:
berfokus pada atribut atau manfaat yang dimiliki oleh produk lain pada kategori
yang diklaim namun tidak.
g.) Informasi:
berdasarkan fakta tentang merek dan atributnya
h.) Kredibilitas:
mempertinggi keyakinan & mengurangi persepsi risiko; Penggunaan endorser,
PR, testimonial
i.)
Emosional: berhubungan dengan
pelanggan dan prospek pada tingkat afektif dan pindahkan mereka untuk merespons
dengan perasaan
j.)
Asosiasi: hubungan psikologis antara
merek & pelanggan & prospeknya
k.) Gaya Hidup:
Menggunakan situasi & simbol gaya hidup yang dapat dikenali oleh target
audiens dengan atau bercita-cita tinggi.
l.)
Insentif: Menciptakan rasa kedekatan
& penghargaan pelanggan untuk merespons dengan cepat
m.) Pengingat:
Menjaga merek teratas dengan target. Digunakan oleh merek dewasa dengan
identitas merek yang mapan & dirancang untuk mengarahkan ingatan pelanggan
pada titik pembelian.
n.) Interaktif:
Membuat komunikasi dua arah untuk membuka komunikasi dengan pelanggan dan
menangkap umpan balik mereka.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pesan adalah suatu proses komunikasi dalam penyampaian
informasi, baik berupa ide atau gagasan yang dilakukan melalui lambang-lambang
atau simbol lainnya yang disampaikan kepada orang lain agar maksud dan tujuan
yang diharapkan, tersalurkan dengan baik. Adapun
cara supaya pesan bisa dimengerti dengan baik adalah terdapat tiga unsur di
dalamnya, yaitu: kode pesan, isi pesan, dan wujud pesan. Dari hal tersebut,
maka ada tiga bentuk pesan yang biasa disampaikan, yaitu: informatif (berisi tentang
fakta dan data), persuasif (berupa bujukan atau ajakan), dan bentuk koersif
(berupa paksaan). Adapun cara penyampaian pesan, bisa kita lakukan dengan 2
jenis pesan, seperti pesan verbal (penyampaian yang dilakukan dengan
menggunakan kata-kata) dan pesan nonverbal (penyampaian melalui gerak-gerik
seperti ekspresi atau isyarat).
B.
Saran
Dalam
penyampaian suatu pesan, kita harus mengunakan Bahasa yang benar agar mudah di
mengerti akan serta menggunakan
strategi-strategi yang baik dan tepat, guna mendapatkan maksud dan tujuan dari
yang diharapkan berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Harold
W. Berkman, Christopher C. Gilson. Consumer Behavior: Concepts and Strategies.
Kent Publishing Company. 1986.
Larry A. Samovar, & Richard E. Porter.
Intercultural Communication: A Reader: A Reader. Limited preview. 1994.
Laurie J. Wilson, Joseph D. Ogden. 2008. Strategic
Communications Planning: For Effective Public Relations and Marketing. Front
Cover. Kendall/Hunt Pub.
Richard West dan Lynn H. Turner. Introducing
Communication Theory, 4th ed. McGraw Hill. New York. 2010.
Siahaan, S.M. 1991. Komunikasi Pemahaman dan
Penerapan. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Suryanto,Muhammad. 2004. Aplikasi Desain Grafis
Untuk Periklanan. Yogyakarta: Andi.
Widjaja, A.W. 1999. Pengantar Studi Ilmu Komunikasi.
Jakarta: Rineka Cipta.
[1]
Pada bagian ini penulis meminjam istilah gagasan besar (big idea) dalam
pemasaran dan periklanan yang digunakan untuk melambangkan dasar bagi usaha
besar -upaya untuk mengkomunikasikan merek, produk, atau konsep kepada
masyarakat umum, dengan menciptakan pesan yang kuat yang mendorong batasan
merek dan beresonansi dengan konsumen. Istilah "Big ide" telah
digunakan dalam karya guru pemasaran David Ogilvy dan George Lois dalam sebuah
buku yang ditulis oleh Thomas H. Davenport, Laurence Prusak, dan H. James
Wilson (sumber Wikipedia.com).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar